MAKALAH
“Hubungan antara Ilmu Administrasi
dengan Antropologi”
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Pengantar Antropologi Sosial Budaya
Disusun
oleh :
Suci Rahmawati (201311011)
PROGRAM STUDI
ADMINISTRASI NEGARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SURAKARTA
2013
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Ilmu Administrasi
adalah salah satu cabang
ilmu sosial yang mempelajari hubungan kerjasama manusia dalam mencapai tujuan
tertentu.
Ilmu Antropologi timbul
sebagai integrasi dari pada berbagai macam ilmu yang menyelidiki manusia dari
berbagai aspeknya, sehingga menimbulkan suatu pendekatan yang melihat manusia
sebagai satu kesatuan. Ilmu antropologi serta sub-sub ilmunya juga mempunyai hubungan
yang sangat banyak dengan ilmu-ilmu lain. Hubungan itu biasanya bersifat
timbal-balik. Antropologi memerlukan bantuan ilmu-ilmu lain itu, dan sebaliknya
ilmu-ilmu lain itu masing-masing juga memerlukan bantuan antropologi.
Dalam makalah ini akan membahas
tentang hubungan antara Ilmu Administrasi dengan Antropologi.
B. Rumusan Masalah
1.
Apakah
yang dimaksud dengan Ilmu Administrasi?
2.
Apakah
yang dimaksud dengan Ilmu Antropologi?
3.
Bagaimana
hubungan antara Ilmu Administrasi dengan Antropologi?
C. Tujuan
1.
Untuk
mengetahui apa itu Ilmu Administrasi.
2.
Untuk
mengetahui apa itu Ilmu Antropologi.
3.
Untuk
mengetahui hubungan antara Ilmu Administrasi dengan Antropologi.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Ilmu
Administrasi
a.
Pengertian
Administrasi
Administrasi dalam arti sempit
merupakan penyusunan dan pencatatan data dan informasi secara sistematis dengan
maksud untuk menyediakan keterangan serta memudahkan memperolehnya kembali
secara keseluruhan dan dalam hubungannya satu sama lain. Data dan informasi
dimaksud berhubungan dengan aktivitas organisasi, baik untuk kepentingan intern
maupun ekstern. Administrasi dalam arti sempit lebih tepat disebut dengan tata usaha.
Menurut The
Liang Gie, Administrasi adalah
rangkaian kegiatan penataan terhadap pekerjaan pokok yang dilakukan oleh sekelompok
orang dalam kerja sama mencapai tujuan tertentu.
Menurut
Sondang Siagaan, Administrasi adalah
keseluruhan proses pelaksanaan kegiatan yang dilakukan oleh dua orang atau
lebih yang terlibat dalam suatu bentuk usaha kerjasama demi tercapainya tujuan yang
ditentukan sebelumnya.
Jadi secara
umum, Administrasi
adalah kegiatan kerja sama yang dilakukan oleh sekelompok orang berdasarkan pembagian
kerja sebagaimana ditentukan dalam struktur dengan maksud untuk mencapai tujuan
secara efektif dan efesien.
b.
Unsur-unsur
Administrasi
1. Kerjasama
Manusia
tidak dapat mencukupi kebutuhannya sendiri, tetapi membutuhkan hubungan
dan kerjasama dengan orang lain.
Kerjasama
itu sendiri adalah
rangkaian kegiatan yang dilakukan secara bersama. Alasan orang-orang
saling bekerjasama, yaitu:
a. agar
tercapainya tujuan
b. mempunyai
keterbatasan
c. tingkat
produktivitas dan kepuasan kerja lebih tinggi
d. adanya
kepentingan yang sama
2. Pembagian Kerja
Pembagian kerja adalah
pengelompokkan atau specialisasi kerja dalam berbagai bidang berdasarkan
kepentingan,
sehingga setiap individu anggota organisasi melaksanakan pekerjaan tertentu
sesuai dengan ketrampilannya
(the right man in the right place).
3. Tujuan
Tujuan yang
dimaksud adalah sesuatu yang ingin dicapai sehingga dibentuk kerjasama
organisasional sehingga
tujuannya menjadi tujuan organisasi. Jadi, tujuan yang ingin dicapai melalui
kerjasama organisasional meliputi tujuan individu dan tujuan organisasi dimana
keduanya berusaha dicapai melalui pencapaian tujuan organisasi.
4. Hakekat Administrasi
Pradjudi atmosudirdjo menyatakan
bahwa pada hakekatnya administrasi dalam arti luas mencakup:
a. administrasi sebagai proses
b. administrasi sebagai fungsi
c. administrasi sebagai institusi atau pranata
5. Peranan Administrasi
Albert lapawsky mengemukakan adanya
enam peranan administrasi dalam
kehidupan dan perkembangan masyarakat, yaitu:
a. Administrasi
adalah suatu subjek yang diperlukan oleh masyarakat umum.
b. Administrasi
merupakan stabilisator atas institusi-institusi atau pranata-pranata sosial.
c. Administrasi
menjamin stabilitas sosial dengan menyediakan fasilitas bagi perubahan sosial.
d. Administrasi
menunjukkan revolusi manajerial yaitu menjadikan manajer siap menuju ke arah
masyarakat modern.
e. Administrasi
mewujudkan prospek dari evolusi manajerial yaitu perkembanga ke arah manajemen
yang demokratis.
f. Administrasi
merupakan kunci ke arah masyarakat modern.
c.
Perkembangan
Administrasi
Teguhnya kedudukan administrasi Negara dalam kehidupan masyarakat
modern,
tak bisa dilepaskan dari faktor kesejarahan. Apa yang telah dicapai administrasi sekarang
merupakan hasil dari rangkaian perjalanan yang panjang. Administrasi modern penuh dengan
usaha untuk lebih menekan jabatan publik agar mempersembahkan segala
kegiatannya untuk mewujudkan kemakmuran dan melayani kepentingan umum.
Pentingnya
administrasi dikaitkan dengan kenyataan bahwa kehidupan menjadi tak bermakna
kecuali dengan kegiatan-kegiatan yang bersifat publik. Seiring perkembangannya administrasi dipandang sebagai
motor penggerak pembangunan serta bisa membantu memberikan keterampilan dalam
bidang prosedur, teknik dan mekanik serta memberikan bakal ilmiah dalam
melakukan evaluasi terhadap segala kegiatan.
Administrasi
sebagai salah satu bagian dari Ilmu pengetahuan yang membahas masalah masalah
sosial berada pada sebuah sistem terbuka yang mempelajari proses kerjasama.
Sebagai Ilmu,
administrasi merupakan sebuah sistem terbuka yang berkembang melalui
tahap tahap yang pada setiap tahapnya menciptakan pengetahuan baru yang berangkat
dari permasalahan yang dihadapi.
Ilmu
Administrasi bukan hanya masalah ketatausahaan pada suatu organisasi saja,
tetapi juga mencakup pengaturan tatanan kehidupan modern serta mentalitas
bangsa. Administrasi mempunyai peranan dalam pengembangan dan perumusan
kebijakan organisasi dengan mengedepankan objektifitas, moral bangsa, sebagai
satu satunya jalan untuk mempelajari dan mengembangkan pengetahuan yang
diperlukan untuk mengatasi masalah yang dihadapi manusia.
Tata
usaha sudah dilaksanakan pada masa kuno sewaktu orang yang bisa menulis huruf sampai dewasa ini. Tata
usaha yang sering disebut juga pekerjaan tulis pekerjaan kantor, atau pekerjaan
kertas telah berkembang sangat luas dalam beberapa puluh tahun terakhir ini.
Tata
usaha yang demikian meluas itu sebabkan oleh berbagai faktor dalam dunia modern
ini,
seperti misalnya pertambahan penduduk, perluasan pendidikan, kemajuan teknologi, perkembangan badan-badan usaha yang
bercorak ketatausahaan (umpamanya perusahaan bank, iklan dan penerbitan), dan
karena ketentuan ketentuan dari pemerintah untuk masyarakat harus memiliki bukti-bukti tertulis, misalnya: surat keterangan, kartu
penduduk, dan salinan macam-macam dokumen. Maupun karena meluasnya pelaksanaan
aktivitas-aktivitas administrasi lainnya seperti misalnya dalam hal pembuatan
bagan organisasi, penyusunan rencana, penyampaian instruksi, pengangkatan
pegawai, pertanggung jawaban keuangan, penginventarisan barang perbekalan dan
penyebaran sirkuler perkenalan.
B. Ilmu Antropologi
Antropologi adalah salah satu cabang ilmu
pengetahuan sosial yang mempelajari tentang budaya masyarakat
suatu etnis tertentu. Antropologi lahir atau muncul berawal dari
ketertarikan orang-orang Eropa yang melihat ciri-ciri fisik, adat istiadat,
budaya yang berbeda dari apa yang dikenal di Eropa.
Antropologi
berasal dari kata Yunani anthropos yang berarti "manusia"
atau "orang", dan logos yang berarti "wacana"
(dalam pengertian "bernalar", "berakal"). Antropologi
mempelajari manusia sebagai makhluk biologis
sekaligus
makhluk sosial. Para ahli mendefinisikan antropologi
sebagai berikut:
William A. Haviland, Antropologi adalah studi
tentang umat manusia, berusaha menyusun generalisasi yang bermanfaat tentang
manusia dan perilakunya serta untuk memperoleh pengertian yang lengkap tentang
keanekaragaman manusia.
David Hunter, Antropologi
adalah ilmu yang lahir dari keingintahuan yang tidak terbatas tentang umat
manusia.
Koentjaraningrat, Antropologi adalah ilmu yang mempelajari umat
manusia pada umumnya dengan mempelajari aneka warna, bentuk fisik masyarakat
serta kebudayaan yang dihasilkan.
Dari
definisi-definisi tersebut, dapat disusun pengertian sederhana. Antropologi
yaitu sebuah ilmu yang mempelajari tentang segala aspek dari manusia, yang
terdiri dari aspek fisik dan nonfisik berupa warna kulit, bentuk rambut, bentuk
mata, kebudayaan, aspek politik, dan berbagai pengetahuan tentang corak
kehidupan lainnya yang bermanfaat.
Dilihat dari perkembangannya, sejarah
antropologi dapat dibagi ke dalam 4 fase
yaitu :
1.
Fase pertama terjadi sekitar sebelum
abad 1800. Peran penting di fase ini adalah kedatangan orang Eropa Barat di Afrika,
Asia dan Amerika. Adanya pengaruh besar dari orang – orang Eropa Barat terhadap
perkembangan pengetahuan. Sedikit demi sedikit dapat mengumpulkan suatu
pengetahuan baru yang berisi tentang deskripsi adat-istiadat, bahasa yang
digunakan, ciri masing-masing suku dan lain –lain. Di dalam fase pertama ini
muncul bahan pengetahuan etnografi. Dimana hal itu merupakan dasar dari ilmu antropologi.
Pengetahuan etnografi hendaknya perlu dikuasai oleh para Antropolog. Pengertian
pengetahuan etnografi itu sendiri adalah tentang deskripsi mengenai suatu suku
bangsa.
2.
Fase kedua ini terjadi sekitar
pertengahan Abad ke 19 . “ Cara berpikir tersebut dapat dirumuskan sebagai
berikut : Masyarakat dan kebudayaan manusia telah berevolusi dengan sangat lambat dalam
satu jangka waktu beribu-ribu tahun lamanya, dari tingkat-tingkat yang rendah, melalui
beberapa tingkat antara, sampai ke tingkat – tingkat tertinggi .” Dari hal
tersebut kita bisa menggambarkan bahwa pola pikir masyarakat di dalam fase
kedua ini sudah mulai berevolusi. Penyusunan etnografinya pun sudah menggunakan
pola pikir yang demikian. “ Dengan demikian pada fase perkembangannya yang ke – II ini ilmu
Antropologi berupa suatu ilmu yang akademikal dengan tujuan yang dapat
dirumuskan sebagai berikut : mempelajari masyarakat dan kebudayaan primitif
dengan maksud untuk mendapat suatu pengertian tentang tingkat-tingkat kuno
dalam sejarah evolusi dan sejarah penyebaran kebudayaan manusia.
3.
Fase ketiga ini terjadi di awal abad ke
20. “ Mempelajari bangsa di luar Eropa itu penting, karena bangsa-bangsa itu
pada umumnya masih mempunyai masyarakat yang belum kompleks seperti masyarakat
bangsa-bangsa Eropa. Suatu pengertian masyarakat yang tak komplek akan menambah
juga pengertian masyarakat yang kompleks “. Dari hal tersebut kita bisa mengerti bahwa
masyarakat yang kompleks itu seperti apa dan masyarakat yang belum kompleks itu
seperti apa . Ini yang perlu diketahui oleh para Antropolog untuk bisa
memahami masyarakat dari segala aspek. Dari pengertian tersebut kita dapat menyimpulkan
bangsa selain bangsa Eropa Barat masih ada yang dianggap belum kompleks masyarakatnya.
Mempelajari bangsa lain memang penting untuk para Antropolog sebagai
pembanding dan pelengkap ilmu yang sudah ada.
4.
Fase keempat ini terjadi setelah tahun
1930. Di dalam fase ini perkembangan ilmu pengetahuan mulai semakin
sempurna dan universal . Dengan hal tersebut para Antropolog memang
diwajibkan untuk mengembangkan penelitian lapangan dengan pokok dan tujuan yang
baru yaitu untuk perkembangan pengetahuan yang selalu dan terus baru. “Mengenai
tujuannya, ilmu Antropologi yang baru dalam fase perkembangannya yang keempat
ini dapat dibagi dua, yaitu tujuan akademikal dan tujuan praktisnya.
Tujuan Akademikalnya adalah : Mencapai pengertian
tentang makhluk manusia pada umumnya dengan mempelajari aneka warna bentuk
fisiknya, masyarakat, serta kebudayannya. Karena
di dalam praktek Ilmu Antropologi biasanya mempelajari masyarakat suku-bangsa, maka tujuan
praktisnya adalah: Mempelajari manusia dalam aneka warna masyarakat suku bangsa guna
membangun masyrakat suku bangsa itu . ”
C.
Hubungan antara Ilmu Administrasi dengan
Antropologi
Sebagai cabang
ilmu sosial yang masih tergolong muda, maka dalam tahap perkembangannya ilmu
administrasi banyak mendapat sumbangan dari ilmu lain. Dengan sumbangan
pemikiran, teori pendekatan atau cara analisis dari ilmu lain, maka ilmu
administrasi berkembang dengan pesat.
Sedangkan itu, Antropologi dengan ilmu-ilmu bagiannya juga mempunyai hubungan
yang sangat banyak dengan ilmu-ilmu sosial yang lain. Hubungan ini pada umumnya
bersifat timbal-balik. Antropologi memerlukan bantuan ilmu-ilmu itu, dan
sebaliknya ilmu-ilmu sosial yang lain itu,
juga memerlukan antropologi dalam memecahkan masalah
yang dikajinya.
Adapun hubungan
ilmu administrasi dengan antropologi adalah sebagai berikut :
1.
Antropologi ialah ilmu yang
mempelajari kebudayaan manusia pada masa lampau. Kita sadar bahwa bagaimana
kita berperilaku adalah bagian dari kebudayaan. Dari sini maka sumbangan ilmu
antropologi terhadap perkembangan ilmu administrasi yaitu dalam mempelajari
sikap atau perilaku manusia. Bahwa kenyataannya sikap atau perilaku manusia itu
berbeda-beda yang disebabkan oleh latar belakang budaya yang berbeda. Perilaku yang
berbeda ini mengakibatkan timbulnya perbedaan dalam penilaian, sikap maupun perilaku antara
manusia satu dengan manusia lainnya. Adanya perbedaan dalam cara penilaian
sangat berpengaruh pada sikap dan perilaku dalam bekerja.
2.
Di dalam ilmu administrasi negara, dikenal suatu konsep
yaitu sistem administrasi negara. Setiap negara pasti mempunyai sistem administrasi negara masing –
masing. Sistem ini tidaklah berdiri sendiri, tapi dipengaruhi oleh
lingkungan sekitar, termasuk dari ilmu antropologi. dengan kata lain,
antropologi mempengaruhi sistem administrasi negara di sebuah negara.
3.
Ilmu admisnistrasi pada umumnya
akan mempelajari hal-hal yang hampir sama dengan masalah-masalah yang dikaji
dalam ilmu ekonomi. Misalnya saja tentang agraria yang dibahas dalam
administrasi, masalah ini dapat dikaji dengan penelitian berdasarkan
metode-metode antropologi.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Seperti yang sudah dikemukakan di atas bahwa, Administrasi
adalah kegiatan kerja sama yang dilakukan oleh sekelompok orang berdasarkan pembagian
kerja sebagaimana ditentukan dalam struktur dengan maksud untuk mencapai tujuan
secara efektif dan efesien.
Antropologi
adalah sebuah ilmu yang mempelajari tentang segala aspek dari manusia, yang
terdiri dari aspek fisik dan nonfisik berupa warna kulit, bentuk rambut, bentuk
mata, kebudayaan, aspek politik, dan berbagai pengetahuan tentang corak
kehidupan lainnya yang bermanfaat.
Ilmu
administrasi memiliki hubungan dengan antropologi yaitu meliputi tentang
penilaian sikap dan perilaku, tentang sistem administrasi negara, dan tentang
agraria.
B.
Saran
1. Kita harus selalu melakukan
penelitian-penelitian tentang ilmu administrasi dan ilmu antropologi. Agar dapat
mengetahui hubungan-hubungan lainnya antara kedua ilmu itu.
2. Kita harus mempelajari secara detail
ilmu-ilmu yang ada disekitar kita, seperti ilmu administrasi dan ilmu
antropologi.
DAFTAR PUSTAKA
Marniyati, Sabar. 2000. Pengantar Ilmu Administrasi. Universitas Surakarta.
Koentjaraningrat. 1990. Pengantar
Ilmu Antropologi.
Jakarta : Rineka Cipta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar